Di balik panasnya ladang-ladang Indramayu, di sebuah desa yang jauh dari gemerlap ibu kota, lahirlah seorang anak manusia pada 20 September 1975—A. Junaedi Karso. Siapa sangka, dari tanah yang identik dengan sawah, nelayan, dan keterbatasan itu, akan muncul sosok yang kelak bersinar dalam bidang pendidikan, pengadaan publik, hingga konsultan hukum di perusahaan dan institusi besar negeri ini?
Awal yang Sederhana, Cita yang Tak Biasa
Junaedi kecil tumbuh dalam kondisi yang serba pas-pasan. Namun, ketekunan dan haus akan ilmu telah menuntunnya menjadi sosok pembelajar sejati. Tak hanya menamatkan pendidikan formal, ia mengejar pengetahuan di luar batas ruang kelas. Tahun 2020 dan 2021 menjadi saksi bagaimana semangat belajarnya tak padam: puluhan sertifikasi bergengsi baik nasional maupun internasional ia raih dalam waktu singkat. Mulai dari Procurement Contract Legal Expert, Certified ISO Procurement, hingga Training of Trainer dari BNSP dan IPB-KAN.
Ia tak pernah puas hanya sebagai pelajar. Ia menjelma sebagai guru, dosen, hingga mentor di berbagai perguruan tinggi, termasuk Unismuh Makassar, Universitas Satria Makassar, Universitas Indonesia Timur, dan lainnya.
Membentuk Jejak di Banyak Medan
Perjalanan kariernya berliku tapi penuh warna. Ia pernah menjadi guru SMP dan SMA di Anjatan (1998–2002), lalu dipercaya sebagai dosen di berbagai kampus bergengsi. Tak hanya itu, A. Junaedi pernah menjabat sebagai Manager dan Wakil Ketua Primkoppol Denmabes Polri, serta dipercaya menjadi Tenaga Ahli Hukum dan Pemerintahan Fraksi PKS DPRD Kabupaten Indramayu.
Di bidang profesional, ia menjadi Konsultan Hukum dan Pengadaan Barang/Jasa di berbagai instansi besar seperti KSOP Sunda Kelapa, KSOP Gresik, Dirkapel, hingga BUMN seperti PTPN IV (PalmCo) dan PTPN XIII Kalimantan Barat.
Menulis untuk Mengubah Dunia
Yang membuat A. Junaedi Karso berbeda adalah dedikasinya dalam menulis. Ia telah menerbitkan lebih dari 59 buku dan puluhan jurnal ilmiah di level nasional maupun internasional. Baginya, ilmu tak hanya untuk dikecap sendiri, tapi untuk diwariskan melalui tulisan.
“Menulis adalah bentuk amal jariyah ilmu,” ucapnya suatu ketika dalam sebuah seminar.
Inspirasi dari Tanah Reang
Sebagai putra asli Indramayu, daerah yang sering dianggap pinggiran, A. Junaedi Karso membuktikan bahwa ‘wong reang’ pun bisa berdiri sejajar bahkan lebih tinggi dari mereka yang lahir dan besar di pusat-pusat kekuasaan dan pendidikan.
Ia menjadi simbol bahwa tak ada lumpur yang terlalu pekat untuk menghalangi cahaya dari sebuah mutiara. Dalam dirinya, ilmu dan integritas berpadu menjadi kekuatan untuk menembus batas dan menginspirasi banyak orang.
Penutup
A. Junaedi Karso bukan sekadar nama, ia adalah gambaran nyata dari perjuangan, komitmen, dan transformasi. Ia adalah mutiara dalam lumpur, lahir dari tanah yang keras namun bersinar karena tempaan hidup dan kecintaan pada ilmu.
Untuk generasi muda Indramayu dan Indonesia, sosoknya adalah bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah, tapi alasan untuk berlari lebih kencang.
Penulis : Herman Geplak.
Comment