Jerudong, Brunei Darussalam, Kreatornews.com – Indonesia menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu, inklusif, dan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara dalam perhelatan 53rd SEAMEO Council Conference (SEAMEC) yang digelar di Jerudong, Brunei Darussalam, pada 1–2 Juli 2025.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat hadir sebagai Ketua Delegasi Indonesia, didampingi oleh Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Irsyad Zamjani, dalam forum strategis dua tahunan yang mempertemukan para Menteri Pendidikan dari negara-negara anggota SEAMEO.
“Indonesia tetap berkomitmen menyelaraskan sistem pendidikan nasional dengan prioritas SEAMEO, mulai dari perluasan akses PAUD hingga persiapan murid menghadapi abad ke-21,” tegas Wamen Atip dalam sesi pleno utama.
Wajib Belajar 13 Tahun dan PAUD Inklusif jadi Fokus Utama
Wamen Atip memaparkan sejumlah kebijakan strategis Indonesia untuk mendukung pendidikan inklusif dan berkualitas. Di antaranya adalah kebijakan wajib belajar 13 tahun, yang mencakup pendidikan anak usia dini hingga jenjang sekolah menengah atas.
Indonesia juga menjadi negara yang memimpin penyusunan ASEAN-SEAMEO Joint Roadmap on Early Childhood Care and Education, sebagai upaya mendorong kualitas PAUD yang tinggi dan inklusif di Asia Tenggara.
“Kami mengajak seluruh negara anggota SEAMEO untuk bersama-sama membentuk kerangka kerja regional yang kuat demi masa depan anak-anak kita,” ajaknya.
AI dan Koding Masuk Kurikulum Nasional
Sejalan dengan prioritas Kurikulum Abad ke-21, Indonesia mulai mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan koding dalam kurikulum nasional. Tujuannya adalah membekali peserta didik dengan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, kreatif, dan solutif.
“Kami ingin memastikan pengalaman belajar yang menyenangkan, relevan, dan mendalam bagi siswa,” jelasnya.
Greening Education dan Program Adiwiyata
Dalam sesi Strategic Dialogue for Education Ministers (SDEM) ke-7 yang mengusung tema Greening Education, Wamen Atip menekankan pentingnya pendidikan berwawasan lingkungan sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan.
Ia mencontohkan program Adiwiyata, yang telah menjangkau lebih dari 28.000 sekolah di Indonesia, sebagai langkah konkret menciptakan budaya sekolah yang peduli lingkungan.
“Generasi sadar lingkungan tidak bisa dibentuk secara parsial. Ini harus terintegrasi dari kurikulum, pelatihan guru, hingga kehidupan sekolah sehari-hari,” ujarnya.
Dukungan SEAMEO untuk Pendidikan Inklusif dan Hijau
Putra Mahkota Brunei Darussalam, Pangeran Haji Al-Muhtadee Billah, dalam pidato pembukaan menyampaikan bahwa kerja sama antarnegara dalam SEAMEO telah berperan besar dalam pengembangan sumber daya manusia di Asia Tenggara. Ia berharap SEAMEO terus memperkuat perannya dalam menjawab tantangan global pendidikan.
Sementara itu, melalui SEAMEO Council’s Commitment to Action, seluruh negara anggota menyepakati peningkatan kerja sama dalam integrasi pendidikan hijau ke dalam kebijakan, kurikulum, pelatihan guru, serta penyediaan akses bagi kelompok rentan.
Komitmen tersebut merupakan langkah nyata untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai hidup berkelanjutan, yang diharapkan mampu mendorong aksi iklim di tingkat lokal hingga global.
Indonesia Jadi Penggerak Transformasi Pendidikan Regional
Partisipasi aktif Indonesia dalam SEAMEC ke-53 mencerminkan peran penting Indonesia sebagai penggerak utama transformasi pendidikan di kawasan, yang adaptif terhadap tantangan global dan responsif terhadap kebutuhan nasional.
Comment