Home » Berita » UMKM Digital Tumbuh Pesat: Transaksi Meningkat 35%, Indonesia Menuju Ekonomi Digital Inklusif

UMKM Digital Tumbuh Pesat: Transaksi Meningkat 35%, Indonesia Menuju Ekonomi Digital Inklusif

Menuju Ekonomi Digital

Jakarta, Kreatornews.com – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam sektor digital. Bank Indonesia (BI) merilis laporan terbarunya yang menunjukkan bahwa transaksi digital UMKM meningkat sebesar 35% pada kuartal pertama tahun 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan percepatan transformasi digital di kalangan pelaku UMKM, yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Transformasi ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau wilayah perdesaan dan kawasan tertinggal, berkat dukungan infrastruktur teknologi dan program edukasi digital yang digencarkan oleh pemerintah dan berbagai platform teknologi.

Digitalisasi UMKM: Dari Tantangan Menjadi Peluang

Menurut Deputi Gubernur BI, Juda Agung, lonjakan transaksi digital tersebut mencerminkan semakin kuatnya adaptasi UMKM terhadap teknologi, khususnya dalam penggunaan platform pembayaran digital seperti QRIS, e-wallet, hingga integrasi dengan marketplace e-commerce. Selain efisiensi transaksi, pelaku usaha juga merasakan manfaat dari kemudahan promosi, pencatatan keuangan otomatis, hingga akses pembiayaan berbasis data digital.

“Kami melihat bahwa digitalisasi UMKM bukan hanya tren sementara, melainkan menjadi fondasi baru ekonomi nasional. Pelaku UMKM yang terhubung secara digital memiliki daya tahan lebih kuat menghadapi gejolak ekonomi,” jelas Juda.

Sebelumnya, salah satu tantangan terbesar UMKM adalah terbatasnya akses ke pasar yang lebih luas dan keterbatasan modal kerja. Dengan digitalisasi, UMKM kini dapat menjangkau pelanggan lintas kota, bahkan lintas negara, serta memperoleh pembiayaan berbasis teknologi finansial (fintech) secara lebih cepat dan efisien.

Peran Generasi Muda dan Perempuan dalam UMKM Digital

Laporan BI juga mengungkapkan bahwa lebih dari 60% pelaku UMKM digital saat ini berasal dari generasi milenial dan Gen Z, serta 40% di antaranya dipimpin oleh perempuan. Ini menandakan bahwa ekosistem UMKM digital tidak hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan dampak sosial melalui inklusi gender dan pemberdayaan generasi muda.

Siti Nurhaliza (27), pemilik brand fesyen lokal di Yogyakarta, mengaku penjualannya meningkat drastis sejak ia memanfaatkan fitur-fitur promosi digital dan integrasi pembayaran otomatis di media sosial.

“Dulu saya hanya jualan lewat WhatsApp dan Instagram, sekarang sudah pakai TikTok Shop, Tokopedia, dan pembayaran QRIS. Lebih simpel, lebih cepat, dan bisa langsung dipantau hasilnya,” kata Siti.

Sektor Dominan: Kuliner, Fesyen, dan Produk Kreatif

Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa sektor yang paling mendominasi dalam pertumbuhan UMKM digital adalah kuliner (35%), fesyen (25%), dan produk kreatif (15%). Sektor-sektor ini sangat cepat beradaptasi dengan digitalisasi karena fleksibilitas produksi dan tingginya permintaan dari konsumen yang aktif berbelanja online.

Di sisi lain, sektor agribisnis juga mulai menunjukkan potensi besar. Berbagai startup seperti Tanibox, Habibi Garden, dan eFishery kini aktif memberdayakan petani dan nelayan melalui teknologi digital, seperti Internet of Things (IoT), big data, dan integrasi ke pasar digital.

Pemerintah Dorong Akselerasi Lewat Program Literasi Digital

Pemerintah Indonesia melalui Kemenkominfo, BI, dan Kemenkop UKM terus mendorong akselerasi digitalisasi UMKM dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan. Program seperti Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) dan UMKM Go Digital telah menjangkau jutaan pelaku usaha di seluruh Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menegaskan bahwa digitalisasi UMKM merupakan prioritas nasional untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata.

“Kita sedang membangun ekosistem ekonomi digital yang inklusif. Tahun ini target kita adalah 30 juta UMKM masuk ke ekosistem digital sebelum tahun 2027. Pemerintah siapkan pelatihan, pembiayaan, hingga insentif pajak,” ujar Teten.

Inovasi Teknologi dan Peran Swasta

Tak hanya pemerintah, sektor swasta dan startup juga memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan UMKM digital. Platform seperti Tokopedia, Shopee, GoTo, Bukalapak, serta fintech seperti KoinWorks dan Modalku memberikan solusi terpadu berupa toko online, logistik, pemasaran digital, dan pembiayaan.

Menurut CEO KoinWorks, Benedicto Haryono, UMKM yang aktif secara digital memiliki kelayakan kredit lebih tinggi karena jejak transaksi mereka terdokumentasi secara digital, sehingga risiko kredit pun menurun.

“Data adalah aset baru. Semakin banyak UMKM yang terdata digital, semakin banyak yang bisa mendapatkan akses pinjaman modal tanpa agunan,” ujar Benedicto.

Tantangan yang Masih Menghadang

Meski pertumbuhan pesat, digitalisasi UMKM masih menghadapi tantangan, di antaranya adalah:

  • Kesenjangan akses internet di daerah terpencil

  • Keterbatasan literasi digital, terutama di kalangan pelaku UMKM berusia lanjut

  • Persaingan harga di platform digital yang ketat

  • Isu keamanan siber, seperti penipuan online dan kebocoran data

Pemerintah dan lembaga terkait terus menyiapkan regulasi dan infrastruktur yang lebih baik untuk menjawab tantangan-tantangan ini. Misalnya, dengan membangun jaringan 4G/5G di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), dan memperketat regulasi keamanan transaksi digital.

Menuju Ekonomi Digital yang Berdaya Saing Global

Dengan semua perkembangan ini, Indonesia kini berada pada jalur yang tepat untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara. Menurut proyeksi Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia bisa mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025, menjadikannya pasar digital terbesar di kawasan.

Digitalisasi UMKM bukan hanya tentang adopsi teknologi, tetapi juga perubahan budaya usaha—menuju transparansi, efisiensi, dan daya saing global. UMKM Indonesia kini tidak hanya bermain di pasar lokal, tetapi telah menjadi bagian dari rantai pasok regional dan global. (KN**)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *