Home » Berita » Sumbang Saran Pemikiran Atas Besarnya Beban Hutang Negara

Sumbang Saran Pemikiran Atas Besarnya Beban Hutang Negara

Oleh: Dede Farhan Aulawi

Besarnya hutang negara menjadi salah satu persoalan serius yang patut menjadi perhatian bersama. Hutang pemerintah umumnya digunakan untuk menutup defisit APBN serta membiayai pembangunan infrastruktur dan program sosial. Namun, ketika jumlahnya terlalu besar, muncul kekhawatiran akan stabilitas ekonomi jangka panjang.

Dede Farhan Aulawi menilai, strategi keluar dari beban hutang tidak sederhana. Ia membutuhkan kombinasi kebijakan fiskal, moneter, dan struktural yang terkoordinasi. Tujuannya jelas: mengurangi beban hutang tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial.

Menurutnya, ada enam langkah utama yang bisa menjadi sumbang saran pemikiran:

1. Reformasi Fiskal

Sikap Kritis dan Pemikiran Progresif Cermati Perkembangan Isu Strategis Nasional

  • Perluasan basis pajak, pemberantasan penghindaran pajak, dan efisiensi administrasi.

  • Optimalisasi peran BUMN agar menyumbang dividen, bukan sekadar jadi alat politik.

  • Efisiensi belanja dengan menghapus subsidi salah sasaran dan memprioritaskan anggaran pada sektor produktif.

2. Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Investasi di sektor industri, pertanian modern, teknologi, serta pemberdayaan UMKM harus diperkuat. Dengan begitu, rasio utang terhadap PDB dapat menurun seiring pertumbuhan ekonomi.

3. Manajemen Utang Cerdas
Negosiasi ulang jika diperlukan, diversifikasi sumber pembiayaan, serta memastikan utang dipakai untuk proyek produktif, bukan konsumtif.

Perlombaan Proteksionisme dan Teknologi Melalui Tarif Tinggi dan Blok Teknologi

4. Stabilisasi Nilai Tukar dan Inflasi
Kebijakan moneter yang menjaga stabilitas makro diperlukan agar pembayaran utang luar negeri tidak membengkak akibat depresiasi rupiah.

5. Transparansi dan Tata Kelola Baik
Audit independen, akuntabilitas, serta pemberantasan korupsi mutlak diperlukan agar setiap rupiah dari utang digunakan secara efektif.

6. Kebijakan Sosial untuk Stabilitas
Efisiensi anggaran jangan sampai memicu keresahan sosial. Perlindungan terhadap kelompok rentan harus tetap dijaga melalui bantuan yang tepat sasaran.

Dede juga mencontohkan beberapa negara yang berhasil mengelola hutang, seperti Irlandia dengan reformasi fiskal pascakrisis 2008, dan Chile yang disiplin membangun dana cadangan saat harga komoditas tinggi.

“Intinya bukan melunasi hutang secepatnya, tetapi mengelola secara berkelanjutan agar tidak membebani generasi mendatang. Jika belum bisa memberi warisan terbaik, setidaknya jangan mewariskan beban hutang yang besar,” ujar Dede.

CERMIN PROFIL SEORANG PEMIMPIN

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
× Advertisement
× Advertisement