Pentingnya Audit terhadap Bangunan Bertahap, Tambal Sulam, dan Tanpa Keterlibatan Ahli
Oleh: Dede Farhan Aulawi
Idealnya, pembangunan sebuah bangunan mengikuti standar teknis dan perencanaan matang, dengan melibatkan tenaga profesional seperti arsitek, insinyur sipil, dan pengawas konstruksi. Namun, kenyataannya, banyak bangunan—baik rumah tinggal, ruko, tempat ibadah, maupun fasilitas publik—dibangun secara bertahap, menggunakan metode tambal sulam, dan tanpa pendampingan ahli. Kondisi ini menimbulkan risiko teknis dan keselamatan, sehingga audit struktural dan teknis menjadi sangat penting.
Bangunan yang dibangun tidak serentak dan tanpa perencanaan menyeluruh berpotensi memiliki struktur yang tidak utuh dan tidak terintegrasi. Penambahan ruang, lantai, atau atap sering dilakukan di atas struktur yang tidak dirancang untuk menahan beban tambahan. Hal ini membuat bangunan rentan mengalami keretakan, penurunan pondasi, hingga ambruk. Audit berfungsi untuk mengidentifikasi kelemahan tersebut dan merekomendasikan perbaikan sebelum terjadi kecelakaan.
Tanpa keterlibatan ahli, bangunan tambal sulam sering kali tidak sesuai standar teknis, seperti SNI (Standar Nasional Indonesia), terutama terkait material, dimensi struktur, dan sistem drainase. Audit teknis memeriksa kepatuhan terhadap standar ini, termasuk kualitas beton, kekuatan struktur, serta instalasi listrik dan plumbing. Hal ini penting tidak hanya demi keselamatan, tetapi juga untuk legalitas bangunan di mata hukum.
Bangunan yang dibangun tanpa perencanaan terpadu cenderung tidak efisien dalam penggunaan material, ruang, dan energi. Audit memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi eksisting bangunan serta usulan rekayasa ulang (retrofitting) untuk meningkatkan efisiensi dan memperpanjang umur bangunan. Dalam jangka panjang, pendekatan ini lebih hemat biaya dibandingkan perbaikan kecil yang tidak menyelesaikan masalah utama.
Audit juga berperan dalam proses legalisasi bangunan yang belum memiliki izin atau IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Banyak bangunan dibangun secara bertahap tanpa izin, dan audit oleh tenaga ahli dapat menjadi dasar teknis untuk pengajuan legalisasi atau penyesuaian terhadap aturan zonasi dan tata ruang.
Dari sisi ekonomi, audit memberikan kepastian bagi pemilik maupun calon pembeli mengenai kondisi struktur dan kualitas bangunan. Ini penting untuk melindungi investasi properti, menghindari pembelian bangunan dengan masalah struktural tersembunyi, serta menjaga nilai jual properti di masa depan.
Dengan demikian, audit bangunan terhadap struktur yang dibangun secara bertahap, tambal sulam, dan tanpa ahli bukan sekadar prosedur teknis, tetapi langkah penting untuk memastikan keselamatan, efisiensi, legalitas, dan keberlanjutan bangunan. Pemerintah daerah maupun pemilik bangunan perlu proaktif melakukan audit, terutama pada bangunan yang sudah dihuni atau digunakan secara aktif. Langkah ini tidak hanya melindungi aset fisik, tetapi juga nyawa manusia di dalamnya.

Comment