Mengubah Nasib Anak Bangsa Lewat Piring Makan
Oleh : dr nishal Kaur Dhillon
Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI)
“Negara bisa mengubah nasib satu generasi anak Indonesia — cukup dengan memastikan apa yang ada di piring makan mereka.”
Stunting bukan sekadar isu medis. Ia adalah gambaran nyata ketimpangan sosial, absennya negara di dapur rakyat, dan tanda bahaya bagi masa depan bangsa. Saat ini, lebih dari 4,4 juta anak Indonesia mengalami stunting — tubuh pendek akibat kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Ini bukan hanya statistik. Ini wajah masa depan yang kehilangan potensi.
Namun, kondisi ini bukan akhir. Kita masih bisa mengubah arah. Solusinya terletak pada hal mendasar: piring makan anak-anak kita.
Badan Gizi Nasional (BGN): Langkah Strategis Selamatkan Generasi
Bayangkan jika Indonesia memiliki Badan Gizi Nasional (BGN) — lembaga lintas sektor yang mengatur:
-
Standarisasi menu bergizi nasional
-
Pengawasan distribusi pangan
-
Edukasi gizi ibu hamil dan anak
-
Digitalisasi pemantauan dan data gizi
BGN bukan sekadar badan teknokratik. Ia menjadi simpul penggerak lintas bidang: kesehatan, pendidikan, pertanian, hingga perlindungan sosial.
Melalui BGN:
-
Pemerintah desa bisa tahu anak mana yang butuh tambahan gizi.
-
Sekolah bisa menyajikan makan siang bergizi sesuai kebutuhan lokal.
-
Petani diberi insentif menanam sumber protein dan zat besi, bukan hanya padi.
Piring Makan sebagai Bentuk Keadilan Sosial
Anak-anak tidak bisa memilih di mana mereka lahir. Tapi negara bisa dan wajib menentukan apa yang ada di piring makan mereka.
Telur, ikan, kacang-kacangan, buah lokal, sayur hijau, dan daging — itu bukan kemewahan. Itu hak dasar. Itu bentuk paling nyata keadilan sosial.
Ini Lebih dari Sekadar Program Gizi
BGN bukan sekadar menyuplai makanan. Ia menyelamatkan masa depan.
Ini adalah investasi peradaban. Negara harus hadir di tempat paling mendasar: piring makan anak-anaknya.
Jika dilakukan dengan benar, kita bisa menghapus stunting dari sejarah Indonesia dalam satu generasi. Bukan mimpi. Ini rencana yang dimulai dari dapur rakyat, dari Sabang sampai Merauke.
Penutup
Indonesia tidak kekurangan sumber daya. Yang dibutuhkan hanyalah sistem yang bekerja — sistem yang mengutamakan anak-anak, yang berpihak pada keadilan pangan, dan yang percaya bahwa perubahan besar dimulai dari hal paling sederhana: isi piring makan anak-anak kita.
Saatnya negara hadir, bukan hanya di podium dan papan strategi — tapi di dapur keluarga, di meja makan rakyat.
Karena nasib bangsa ada di piring makan anak-anaknya.
Editor : Herman Geplak
Comment