INDRAMAYU – Di tengah aktivitas warga yang melintas di Ruang Terbuka Hijau (RTH) depan Stasiun Kereta Api Jatibarang, sosok Mang Julham masih setia mendorong gerobaknya yang berisi pedang mainan. Pria berusia 55 tahun itu telah berjualan sejak tahun 1984, menekuni profesi pedagang keliling yang menjadi sumber nafkah utama bagi keluarganya.
Setiap hari, Mang Julham berkeliling di sekitar area RTH yang menjadi titik ramai warga, terutama pada sore dan akhir pekan. Namun belakangan, kondisi penjualan kian sepi. “Sekarang paling dapat lima puluh ribu sehari, itu juga belum dipotong buat makan sama bensin,” ujarnya dengan nada pasrah.
Dari pernikahannya dengan Hikayatun, Mang Julham dikaruniai dua orang anak. Meski hasil berdagang tak menentu, ia tetap bertahan dan berusaha mencukupi kebutuhan keluarga dengan cara yang halal. “Yang penting bisa terus usaha, rezeki sudah ada yang ngatur,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Solihah, pedagang kopi yang juga berjualan di kawasan RTH, menuturkan hal serupa. Ia mengakui situasi saat ini memang sepi, berbeda dengan beberapa tahun lalu saat kawasan tersebut lebih ramai pengunjung. “Sekarang susah, tapi ya mau bagaimana lagi, cuma di sini tempat kami cari nafkah,” kata Solihah.
Baik Mang Julham maupun Solihah berharap ada perhatian dari pemerintah daerah agar kawasan RTH Jatibarang kembali ramai. Mereka berharap adanya kegiatan rakyat, bazar, atau hiburan keluarga yang bisa menarik pengunjung datang. “Kalau tempatnya hidup lagi, kami para pedagang kecil juga ikut hidup,” pungkas Mang Julham penuh harap.

Comment