Home » Berita » Kepala Desa Wanguk Komitmen Kembangkan Ekonomi Kerakyatan dan Ketahanan Pangan Lewat Budidaya dan Pengolahan Jamur Tiram

Kepala Desa Wanguk Komitmen Kembangkan Ekonomi Kerakyatan dan Ketahanan Pangan Lewat Budidaya dan Pengolahan Jamur Tiram

Indramayu – Kreatornews.com – Di tengah tantangan ekonomi global dan kebutuhan akan ketahanan pangan nasional, Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu justru tampil sebagai contoh nyata desa yang berinovasi dalam penguatan ekonomi kerakyatan. Melalui program pengembangan budidaya dan pengolahan jamur tiram, Desa Wanguk berhasil membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal.

Dipimpin oleh Kepala Desa Hj. Komariah, pemerintah desa menunjukkan keseriusan untuk membina dan mendukung inisiatif warganya dalam membangun usaha berbasis potensi desa. Salah satu inisiatif yang menonjol adalah pengembangan usaha Jamur Tiram Mekar Maju Jaya (MMJ) yang dikelola oleh Bapak Cemong, seorang warga sekaligus pelopor dalam budidaya jamur tiram di desa tersebut.

Dari Lumbung Desa ke Sentra Jamur Tiram

Usaha Jamur Tiram Mekar Maju Jaya bermula dari upaya sederhana memanfaatkan lahan kosong milik keluarga untuk budidaya jamur. Seiring waktu, dengan ketekunan dan inovasi, usaha ini berkembang menjadi salah satu produsen jamur tiram segar yang cukup dikenal di wilayah Anjatan dan sekitarnya. Bahkan, kini telah berkembang menjadi unit usaha pengolahan makanan berbasis jamur dengan produk unggulan MMJ Jamur Krispy.

Menurut Bapak Cemong, usaha ini tidak hanya sekadar usaha ekonomi, namun juga memiliki misi sosial. “Kami melibatkan warga sekitar, khususnya ibu-ibu rumah tangga, dalam proses produksi. Mulai dari panen, pengolahan, hingga pengemasan produk. Dengan begitu, ada penghasilan tambahan yang bisa membantu perekonomian keluarga mereka,” ujarnya.

Produk Olahan Bernilai Tambah

Jamur Crispy MMJ

Purna PMI Mutia Sulap Gang Menjadi Kebun Jinten

Produk MMJ Jamur Krispy menjadi contoh sukses dari pengembangan produk turunan hasil pertanian. Tidak hanya menjual jamur tiram segar, kini jamur tersebut diolah menjadi camilan sehat dan gurih yang mulai masuk ke pasar-pasar lokal dan toko oleh-oleh.

Dengan kemasan yang menarik dan branding yang mulai diperkuat, MMJ Jamur Krispy telah memiliki pasar tersendiri, termasuk melalui platform digital dan penjualan berbasis komunitas. “Kami juga mulai menerima pesanan dari luar daerah, seperti Cirebon, Subang, bahkan Jakarta,” kata Cemong.

Namun, untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menjaga konsistensi kualitas produk, MMJ membutuhkan upgrading mesin pengolahan, seperti spinner minyak, oven pengering, dan alat pengemas otomatis.

“Kalau alat pengolahannya lebih baik, kita bisa produksi lebih banyak dan lebih cepat, kualitas juga bisa lebih terjaga. Sekarang masih manual, jadi butuh waktu dan tenaga ekstra,” tambahnya.

Dukungan Penuh dari Kepala Desa

Kepala Desa Wanguk, Hj. Komariah, menegaskan bahwa pemerintah desa akan terus mendukung usaha-usaha kreatif warga yang mampu mengangkat ekonomi desa dan menciptakan lapangan kerja.

Purna Migran Ex Taiwan Sukses Rintis Usaha Kuliner Korean Food di Indramayu

Budidaya Jamur tiram

“Program budidaya dan pengolahan jamur tiram ini adalah bagian dari strategi jangka panjang kami untuk menciptakan desa yang mandiri secara ekonomi dan pangan. Kami siap memfasilitasi pelatihan, akses permodalan, hingga promosi produk agar bisa berkembang lebih luas,” ungkapnya.

Hj. Komariah juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyusun rencana untuk mengajukan proposal dukungan ke instansi terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu dan Provinsi Jawa Barat.

“Kami harap ini bisa menjadi program unggulan desa, bahkan bisa dijadikan sebagai model pemberdayaan desa lainnya di Indramayu. Jamur ini mudah dibudidayakan, hasilnya cepat, dan cocok dengan kondisi iklim Wanguk,” tambahnya.

Tantangan dan Harapan

Meski menunjukkan potensi besar, usaha jamur tiram di Desa Wanguk juga menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan modal untuk pengembangan skala produksi, perlunya peningkatan teknologi pengolahan, serta akses pemasaran yang masih terbatas.

Pelatihan 2 Hari: KETERAMPILAN BERBICARA DI DEPAN UMUM (PUBLIC SPEAKING)

Oleh karena itu, ada dua kebutuhan utama yang mendesak saat ini, yakni:

  1. Support untuk Pengembangan Budidaya Jamur Tiram
    Termasuk perluasan bangunan kumbung, penyediaan baglog dalam jumlah besar, dan pelatihan budidaya lanjutan untuk warga.

  2. Upgrading Mesin Pengolahan
    Seperti alat spinner, pengering, alat sealer otomatis, dan mesin penepung jamur untuk pengembangan produk turunan seperti abon jamur, keripik, hingga jamur bubuk instan.

“Kami yakin, dengan dukungan dari pemerintah dan stakeholder lainnya, produk jamur dari Desa Wanguk bisa tembus ke pasar modern bahkan ekspor,” kata Cemong penuh harap.

Menuju Desa Mandiri Pangan

Langkah Desa Wanguk ini sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam mendorong desa menjadi pusat ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Budidaya jamur tiram adalah salah satu solusi inovatif yang terbukti memiliki nilai ekonomi tinggi, ramah lingkungan, dan dapat dikelola oleh kelompok masyarakat kecil.

Desa Wanguk membuktikan bahwa ketahanan pangan tidak hanya dibangun lewat padi dan sayur, tapi juga dari jamur, yang selama ini dianggap hasil tani kelas dua. Dengan sentuhan kreativitas dan inovasi, jamur tiram kini menjelma menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Penulis : Akhmad Syaefullah
Editor : Herman Geplak
Foto : Dokumentasi Desa Wanguk / MMJ Jamur

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
× Advertisement
× Advertisement