Pandeglang, Banten, Kreatornews.com — Organisasi PRAWITA GENPPARI (Generasi Peduli Pariwisata, Seni Budaya, dan UMKM) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan destinasi wisata nasional. Kali ini, tim dari PRAWITA GENPPARI Banten mengunjungi objek wisata sejarah Batu Quran yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, tepatnya di kaki Gunung Karang, Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk.
“Sebagai organisasi yang bergerak di bidang pariwisata, seni budaya, dan UMKM, kami secara konsisten terus mendatangi, mengevaluasi, dan memberikan sumbang saran untuk pengembangan destinasi wisata agar lebih menarik dan layak dikunjungi,” ujar Ketua Umum DPP PRAWITA GENPPARI, Dede Farhan Aulawi, dalam pertemuan dengan awak media di Bandung, Selasa (3/6).
Menggali Sejarah Batu Quran
Objek wisata Batu Quran memiliki nilai sejarah dan spiritual yang kuat. Berdasarkan keterangan dari pengelola setempat, keberadaan tempat ini erat kaitannya dengan Syekh Maulana Mansyur, seorang ulama besar Banten yang hidup di abad ke-15.
Syekh Maulana Mansyur diyakini pernah memijakkan kakinya di batu tersebut ketika hendak menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Sekembalinya dari tanah suci, beliau muncul bersama pancaran air dari dalam tanah di sekitar lokasi tersebut. Syekh kemudian menunaikan salat dua rakaat dan mendapatkan petunjuk untuk menutup sumber air tersebut dengan Al-Qur’an. Atas izin Allah, air berhenti mengucur dan Al-Qur’an tersebut berubah menjadi batu, yang kini dikenal sebagai Batu Quran.
Fenomena Alam dan Keunikan Kolam Batu Quran
Salah satu keunikan dari objek wisata ini adalah kolam pemandian yang airnya tidak pernah mengering, bahkan saat musim kemarau panjang. Lokasi ini juga dipercaya oleh masyarakat memiliki nilai karomah dan spiritual tinggi.
Pengunjung sering datang, baik untuk ziarah religi, mandi di kolam, maupun untuk sekadar melihat keunikan batu dengan lafaz Al-Qur’an yang dipercaya merupakan ukiran jari telunjuk Syekh Maulana Mansyur.
Profil Singkat Syekh Maulana Mansyur
Syekh Maulana Mansyur adalah putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Sekitar tahun 1651 M, beliau menikahi Nyi Mas Ratu Sarinten, seorang gadis dari Desa Cikoromoy, dan dikaruniai seorang putra bernama Muhammad Sholih. Syekh Maulana Mansyur dikenal sebagai ulama penyebar Islam di wilayah Banten Selatan yang disegani karena kecerdasan, keberanian, dan kedekatannya dengan masyarakat.
Beliau wafat pada tahun 1672 M dan dimakamkan di Cikaduen, Pandeglang. Hingga kini, makam beliau menjadi tujuan ziarah masyarakat dari berbagai daerah, baik dari Banten maupun luar Banten.
Komitmen PRAWITA GENPPARI
PRAWITA GENPPARI menegaskan pentingnya pengembangan destinasi berbasis sejarah dan religi seperti Batu Quran. Menurut Dede Farhan Aulawi, wisata semacam ini tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tapi juga menjadi magnet spiritual dan edukatif bagi generasi muda.
“Kami berharap pemerintah daerah dan pengelola wisata dapat terus menjaga nilai-nilai sejarah dan spiritual dari situs ini. PRAWITA GENPPARI akan terus mendukung dan mendorong pelestarian serta promosi destinasi seperti Batu Quran,” pungkasnya.
Penulis : Herman Geplak
Comment