Penulis: Ato Susanto | Editor: Herman Geplak
Indramayu, Kreatornews.com – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila sekaligus Bulan Bung Karno, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Indramayu menyelenggarakan upacara bendera dan sarasehan bertema “Juni Bulan Bung Karno 2025” di Kantor Sekretariat DPC, Minggu pagi (1/6).
Rangkaian acara ini diikuti oleh puluhan kader dan simpatisan dari seluruh PAC PDI Perjuangan se-Kabupaten Indramayu. Mereka tampak antusias dan kompak mengenakan seragam merah khas partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Acara dibuka dengan upacara bendera yang dipimpin langsung oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Indramayu, H. Sirojudin, S.P., M.Si selaku Inspektur Upacara. Dalam sambutannya, H. Sirojudin menekankan pentingnya peringatan Bulan Bung Karno sebagai sarana penyadaran ideologis dan refleksi politik.
“Bulan Juni bukan hanya pengingat historis tentang Bung Karno, tetapi menjadi momentum menggugah kembali semangat nasionalisme, kemandirian, dan gotong royong,” tegasnya.
Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan Sarasehan dan Diskusi Politik bertema:
“Menggali Pemikiran Bung Karno: Relevansi dan Konteks Kritis 100 Hari Indramayu Reang.”
Sarasehan ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni:
-
KH. Adlan Dai, Pengamat Politik Indramayu
-
H. Edi Fauzi, S.IP., Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Indramayu
Acara dipandu oleh Nanang K. Mahasastra, S.Fil, Wakil Ketua DPC sekaligus moderator diskusi.
Dalam penyampaiannya, KH. Adlan Dai menegaskan pentingnya ideologi marhaenisme sebagai fondasi perjuangan politik. Ia menyebut bahwa kader partai harus terus menghidupkan semangat Bung Karno dalam memperjuangkan keadilan sosial, kedaulatan rakyat, dan keberpihakan pada wong cilik.
“Pendidikan politik seperti ini harus menjadi tradisi. Kita tidak cukup hanya menang pemilu, tetapi juga harus menang secara ideologis,” tegasnya.
Sementara itu, H. Edi Fauzi mengulas perjalanan 100 hari awal kepemimpinan Indramayu pasca kontestasi politik, yang menurutnya perlu dikritisi dengan pendekatan yang membangun.
“Kita tidak boleh abai terhadap janji politik. Kader harus hadir sebagai pengontrol kekuasaan dan pelayan masyarakat. Diskusi seperti ini memperkuat kesadaran itu,” ujar Edi.
Sarasehan berlangsung interaktif, diwarnai sesi tanya jawab, diskusi antar kader, serta penyampaian refleksi sejarah perjuangan Bung Karno. Para peserta menyambut hangat kegiatan ini sebagai ruang konsolidasi, edukasi, dan penguatan narasi ideologis di tengah situasi politik nasional dan daerah yang dinamis.
Melalui kegiatan ini, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Indramayu menunjukkan komitmennya dalam menjaga roh perjuangan Bung Karno, memperkuat barisan kader, dan membumikan semangat gotong royong, kemandirian, serta nasionalisme dalam pembangunan daerah.
“Kami ingin kader tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi pelaku sejarah,” tutup Nanang Mahasastra dalam sesi akhir sarasehan.
Comment