Berita International
Home » Berita » Dewan Eksekutif IMF Menyelesaikan Konsultasi Pasal IV Tahun 2025 dengan Guyana

Dewan Eksekutif IMF Menyelesaikan Konsultasi Pasal IV Tahun 2025 dengan Guyana

IMF

Washington, DC – Dewan Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) telah menyelesaikan Konsultasi Pasal IV dengan Guyana.

Transformasi ekonomi Guyana terus berkembang pesat dan meluas. Produksi minyak yang meningkat tajam, pertumbuhan sektor non-migas yang kuat, serta investasi besar-besaran dalam infrastruktur publik telah menjadikan Guyana sebagai negara dengan pertumbuhan PDB riil tertinggi di dunia, dengan rata-rata mencapai 47 persen per tahun sejak 2022. PDB riil sektor migas meningkat hampir 58 persen pada 2024, sementara PDB riil non-migas tumbuh lebih dari 13 persen, mencerminkan kinerja yang kuat dan merata di berbagai sektor. Inflasi naik menjadi 2,9 persen pada akhir 2024, dari 2 persen pada akhir 2023, sebagian besar dipicu oleh kenaikan harga pangan akibat harga pangan global dan banjir sebelumnya. Defisit fiskal keseluruhan meningkat dari 5,1 persen PDB (11,7 persen dari PDB non-migas) pada 2022 menjadi 7,3 persen PDB (21 persen dari PDB non-migas) pada 2024 karena peningkatan belanja modal. Berkat ekspor minyak yang lebih tinggi, surplus transaksi berjalan meningkat dua kali lipat lebih pada 2024, mencapai sekitar 24,5 persen dari PDB. Pada akhir 2024, cadangan devisa bruto melampaui US$1 miliar, sementara Dana Sumber Daya Alam (Natural Resource Fund/NRF) mengumpulkan lebih dari US$1,1 miliar, mencapai total US$3,1 miliar (lebih dari 12,5 persen dari PDB).

Prospek Ekonomi

Prospek ekonomi Guyana tetap sangat positif. Ekonomi diperkirakan akan tumbuh rata-rata 14 persen per tahun dalam lima tahun ke depan, didorong oleh produksi minyak yang kuat dan pertumbuhan PDB non-migas yang stabil. Dampak positif dari sektor migas serta perbaikan infrastruktur, produktivitas, dan ketahanan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan PDB riil non-migas menjadi rata-rata 6¾ persen dalam jangka menengah — sekitar 3 poin persentase lebih tinggi dari rata-rata sebelum era minyak. Inflasi diproyeksikan naik menjadi sekitar 4 persen pada 2025, sementara defisit fiskal keseluruhan dan surplus transaksi berjalan diperkirakan menyempit. Dalam jangka menengah, ekspansi produksi minyak yang berkelanjutan akan semakin memperkuat posisi eksternal dan meningkatkan tabungan di NRF.

Risiko terhadap Prospek

Risiko terhadap prospek dinilai seimbang. Di sisi positif, penemuan cadangan minyak baru dan investasi produktivitas (termasuk untuk ketahanan energi) akan meningkatkan prospek jangka panjang, sedangkan meningkatnya aktivitas konstruksi akan mendukung pertumbuhan PDB non-migas jangka pendek. Di sisi negatif, tekanan ekonomi yang berlebihan dapat menyebabkan inflasi lebih tinggi dan apresiasi nilai tukar riil yang tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Ketidakpastian global, termasuk volatilitas harga komoditas, kebijakan perdagangan, dan bencana iklim, juga dapat mempengaruhi inflasi dan outlook makroekonomi.

Penilaian Dewan Eksekutif

Para Direktur Eksekutif menyambut baik kemajuan luar biasa ekonomi Guyana menuju status negara berpendapatan tinggi, didukung oleh produksi minyak yang pesat dan pertumbuhan non-migas yang kuat. Mereka mengakui bahwa prospek ekonomi tetap positif, dengan risiko yang seimbang, fundamental yang kuat, dan posisi eksternal yang solid berkat akumulasi pendapatan minyak dalam NRF. Mereka memuji komitmen pemerintah untuk menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dengan kebijakan yang bijaksana demi menjaga stabilitas fiskal dan makroekonomi.

Bantuan Terhenti, Anak-anak di Sudan Selatan Terancam Krisis Gizi Akut

Para Direktur menilai bahwa sikap fiskal saat ini sudah tepat mengingat kebutuhan pembangunan. Mereka menyambut komitmen pemerintah untuk menghilangkan defisit fiskal keseluruhan dalam jangka menengah dan memperkecil defisit primer non-migas ke tingkat yang menjamin keadilan antar generasi dan keberlanjutan fiskal. Mereka menekankan pentingnya kerangka fiskal jangka menengah yang komprehensif dengan target operasional dan penilaian rutin terhadap belanja pembangunan.

Kebijakan moneter dinilai sudah cukup ketat untuk meredam inflasi, namun disarankan untuk lebih diperketat jika risiko inflasi meningkat. Para Direktur juga mendorong penguatan perangkat kebijakan moneter dan pendalaman pasar keuangan guna meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Para Direktur menyambut baik komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan, memperkuat pengawasan sektor keuangan, dan meningkatkan kerangka kerja makroprudensial. Mereka juga mendukung langkah-langkah untuk memperkuat statistik, transparansi fiskal, tata kelola sektor ekstraktif, serta upaya penanggulangan korupsi dan pencucian uang.

Indikator Sosial dan Ekonomi Terpilih (Ringkasan)

I. Indikator Sosial (2023-2024) :

II. Indikator Ekonomi :

  • PDB riil tumbuh 43,6% (2024), diproyeksikan 10,3% (2025)

  • PDB non-migas tumbuh 13,1% (2024), diproyeksikan 12,9% (2025)

  • Inflasi: 2,9% (2024), diproyeksikan 4,2% (2025)

    Ketua Parlemen Arab Desak Strategi Terpadu untuk Angkat Status Global Bahasa Arab

  • Surplus transaksi berjalan: 24,6% dari PDB (2024), turun ke 8,9% (2025)

  • Cadangan devisa: US$1,01 miliar (2024), naik ke US$1,57 miliar (2025)

  • Produksi minyak: 225,4 juta barel (2024), naik ke 246 juta barel (2025)

  • Rasio utang terhadap PDB: 24,3% (2024), diproyeksikan naik ke 28% (2025)

(KN**)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!