Home » Berita » Dede Farhan Aulawi Jelaskan Makna Resolusi Jihad Dalam Semangat Kekinian

Dede Farhan Aulawi Jelaskan Makna Resolusi Jihad Dalam Semangat Kekinian

Indramayu, Kreatornews.com — Keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 menjadi salah satu momen paling monumental dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Resolusi yang dikeluarkan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari atas nama para ulama dan santri tersebut bukan sekadar seruan keagamaan, tetapi juga panggilan kebangsaan yang membangkitkan semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Senin, 10 November 2025.

“Resolusi Jihad adalah fondasi moral dan spiritual bagi rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan dari ancaman kembalinya penjajahan,” ujar Motivator Kebangsaan Dede Farhan Aulawi saat menjadi narasumber Seminar Kepahlawanan di Aula Kemenag Indramayu.

Menurut Dede, pada masa itu situasi Indonesia sangat genting. Pasukan Sekutu yang di dalamnya terdapat tentara NICA (Belanda) datang dengan misi mengambil alih kekuasaan dari Jepang, namun sejatinya berniat menjajah kembali Indonesia. Dalam kondisi politik yang tidak menentu dan ancaman bersenjata yang nyata, rakyat membutuhkan pegangan moral untuk menentukan sikap — bertahan atau melawan.
Dari sinilah peran para ulama menjadi penentu. KH. Hasyim Asy’ari bersama para kiai se-Jawa dan Madura merumuskan bahwa mempertahankan kemerdekaan adalah fardhu ‘ain — kewajiban individual setiap Muslim yang mampu berjuang melawan penjajah.

Lebih lanjut Dede menjelaskan, makna terdalam dari keluarnya Resolusi Jihad bukan semata pada perintah berperang, tetapi pada nilai-nilai spiritual dan nasionalisme yang dikandungnya. Ia menegaskan bahwa agama dan cinta tanah air bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan saling menguatkan.
“Jihad dalam konteks itu bukan hanya peperangan fisik, tetapi juga bentuk pengabdian total untuk menjaga kedaulatan, keadilan, dan martabat bangsa,” ungkapnya. Nilai-nilai inilah yang kemudian menjadi inspirasi lahirnya perlawanan heroik rakyat Surabaya, yang berpuncak pada pertempuran 10 November 1945 — yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

SMK Muhammadiyah Segeran Gelar LDKS dan Kemah Bersama dalam Rangka Milad Muhammadiyah ke-113

Dalam konteks kekinian, lanjutnya, Resolusi Jihad perlu dimaknai ulang secara kontekstual. Jihad masa kini bukan lagi dengan senjata, melainkan dengan ilmu, integritas, dan kerja nyata untuk membangun bangsa.
“Ancaman penjajahan hari ini telah berubah bentuk, dari kolonialisme militer menjadi kolonialisme ekonomi, budaya, dan digital. Karena itu, semangat jihad para ulama harus terus hidup dalam perjuangan melawan kemiskinan, kebodohan, korupsi, dan ketidakadilan sosial,” jelasnya.

Dede menegaskan, Resolusi Jihad adalah simbol kebangkitan kesadaran nasional dan spiritual bangsa Indonesia. “Kemerdekaan bukanlah hadiah, melainkan hasil dari keberanian moral untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Semangat jihad yang lahir dari nilai-nilai keagamaan dan nasionalisme itu harus terus dijaga agar bangsa ini tidak kehilangan arah dan jati dirinya di tengah tantangan zaman,” pungkasnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
× Advertisement
× Advertisement