Oleh : Dede Farhan Aulawi
Sistem pertahanan Korea Utara berfokus pada penguatan kapabilitas nuklir dan rudal balistik, memperkokoh kekuatan militer konvensional melalui jumlah personel yang besar, serta menerapkan strategi pencegahan (deterrence) lewat propaganda dan demonstrasi kekuatan. Contoh perangkat yang diperlihatkan meliputi tank Pokpung Ho, berbagai sistem rudal seperti keluarga Hwasong dan Pukguksong, serta jaringan pertahanan udara yang rapat.
Berikut ini jenis-jenis senjata dan sistem pertahanan rahasia atau semi-rahasia yang belakangan dikembangkan untuk memperkuat kapabilitas militer Korea Utara.
Rudal Hipersonik dan Gliding Warheads
Korea Utara mengklaim telah melakukan uji coba rudal yang membawa warhead hipersonik atau gliding warhead yang mampu bermanuver, sehingga lebih sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan lawan. Contoh yang sering disebut adalah Hwasong-8, yang diduga membawa hypersonic glide vehicle. Terdapat pula laporan mengenai Hwasong-16B sebagai rudal jarak menengah (IRBM) berbahan bakar padat dengan kemampuan membawa warhead hipersonik. Upaya pengembangan mesin bahan bakar padat untuk rudal jarak jauh, termasuk penggunaan material-komposit seperti serat karbon untuk meningkatkan struktur dan efisiensi, juga sedang dijalankan.
Senjata Nuklir Taktis dan Miniaturisasi Kepala Ledak
Pameran militer sejak 2023 menampilkan what yang disebut Hwasan-31, kepala ledak nuklir taktis dengan estimasi yield beberapa kiloton. Selain itu ada indikasi usaha miniaturisasi kepala ledak nuklir agar dapat dipasang pada rudal berukuran lebih kecil atau disesuaikan dengan berbagai platform peluncuran, meningkatkan fleksibilitas penggunaan dan ketersediaan senjata.
Kapal Selam Bertenaga Nuklir dan Kapasitas Rudal Laut
Beberapa tampilan publik menunjukkan upaya pembangunan kapal selam strategis berpemudi rudal yang diklaim bertenaga nuklir, dengan estimasi tonase beberapa ribu ton dan kemampuan membawa beberapa rudal strategis. Kapal selam semacam ini bila terealisasi dapat menambah opsi serangan dari laut secara tersembunyi dan memperkuat lapisan deterrence Korut.
Pesawat Tanpa Awak (Drone), Pengintaian, dan Penggunaan AI
Korut juga dikabarkan mengembangkan drone serangan tipe “bunuh diri” dan varian UAV pengintaian lanjut. Penggunaan teknologi otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) untuk navigasi atau kontrol otonom pada beberapa platform drone dilaporkan menjadi bagian dari fokus modernisasi pengintaian dan serangan.
Sistem Rudal Siaga Cepat dan Bahan Bakar Padat
Peralihan ke rudal berbahan bakar padat menjadi prioritas karena memungkinkan kesiapan peluncuran yang lebih cepat dibandingkan bahan bakar cair, serta mengurangi jejak aktivitas yang dapat dideteksi saat fase persiapan. Pengembangan warhead yang dapat bermanuver juga menambah kompleksitas bagi sistem pertahanan lawan dalam memprediksi lintasan dan sasaran.
Secara keseluruhan, upaya modernisasi persenjataan Korea Utara didorong oleh kebutuhan untuk membaca, mengimbangi, dan mengantisipasi potensi ancaman dari negara-negara yang mereka anggap sebagai musuh, terutama Amerika Serikat. Variabel ancaman yang diperhitungkan mencakup serangan dari laut dan udara, termasuk beragam platform drone pengintaian dan tempur.

Comment