Home » Berita » Membaca Skema Intelijen Asing dalam Operasi Ajax di Iran

Membaca Skema Intelijen Asing dalam Operasi Ajax di Iran

Oleh: Dede Farhan Aulawi

Operasi Ajax merupakan salah satu kudeta paling terkenal dalam sejarah modern, dirancang oleh CIA (Amerika Serikat) dan MI6 (Inggris) pada 1953. Targetnya jelas: menggulingkan Perdana Menteri Iran Mohammad Mossadegh yang terpilih secara demokratis, setelah ia menasionalisasi industri minyak yang sebelumnya dikuasai Inggris. Kudeta ini akhirnya mengembalikan kekuasaan penuh ke tangan Shah Mohammad Reza Pahlavi.

Latar Belakang

Mossadegh menjadi Perdana Menteri Iran pada 1951. Kebijakan nasionalisasi minyak yang ia jalankan memicu kemarahan Inggris dan menimbulkan kekhawatiran Amerika, yang takut Iran jatuh ke pengaruh Uni Soviet di tengah Perang Dingin. Inggris lebih dulu merancang Operation Boot, lalu menggandeng Amerika untuk menjalankan rencana besar yang dikenal sebagai Operation Ajax.

Strategi Operasi

Beberapa langkah kunci yang dijalankan CIA–MI6 antara lain:

  • Kampanye propaganda untuk menjatuhkan citra Mossadegh.

    Penerapan Job Safety Analysis (JSA) dalam Meningkatkan Keselamatan Kerja

  • Infiltrasi ke militer dan elit politik Iran.

  • Mobilisasi massa dan kerusuhan jalanan yang sebagian digerakkan oleh orang bayaran.

  • Tekanan politik agar Shah mengeluarkan dekret pemecatan Mossadegh dan menunjuk Jenderal Fazlollah Zahedi sebagai penggantinya.

Kronologi Kudeta

  • 15 Agustus 1953: Upaya pertama gagal, Mossadegh mengetahui rencana tersebut. Shah lari ke Baghdad.

  • 16–18 Agustus 1953: CIA memicu kekacauan lewat demonstrasi dan propaganda.

    Perubahan Iklim, Lingkungan, dan Biodiversitas, Tantangan Global bagi Keberlanjutan Kehidupan

  • 19 Agustus 1953: Kudeta berhasil. Mossadegh ditangkap, Zahedi dilantik sebagai Perdana Menteri.

  • 21 Agustus 1953: Shah kembali ke Iran dan mengokohkan kekuasaan dengan dukungan penuh Barat.

Dampak dan Konsekuensi

Kudeta ini menjadikan pemerintahan Iran semakin otoriter dan sangat pro-Barat. Perusahaan minyak asing kembali leluasa menguasai minyak Iran. Di sisi lain, rakyat Iran menghadapi represi, penangkapan massal, dan pembatasan kebebasan politik. Kudeta ini juga menanamkan benih ketidakpercayaan mendalam terhadap Amerika dan Inggris, yang kemudian ikut mendorong lahirnya Revolusi Iran 1979.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
× Advertisement
× Advertisement