Bandung – kreatornews.com | Pemerhati pertahanan dan keamanan, Dede Farhan Aulawi, menegaskan bahwa kerusuhan dalam sebuah demonstrasi tidak bisa dipandang hanya dari satu penyebab. Menurutnya, demonstrasi yang berujung rusuh selalu merupakan akumulasi dari berbagai faktor sosial, politik, hingga digital yang saling berkaitan.
“Demonstrasi jarang sekali hanya karena satu hal. Biasanya ada akumulasi ketidakpuasan yang berlapis dan saling memengaruhi,” ujar Dede, Jumat (5/9/2025).
Faktor Penyebab Kerusuhan
Dede memaparkan sedikitnya tujuh faktor yang kerap menjadi pemicu utama demonstrasi berubah menjadi rusuh:
-
Kondisi sosial-ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial.
-
Motivasi politik dari pihak tertentu yang memobilisasi massa untuk agenda spesifik.
-
Rendahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah atau penegakan hukum.
-
Mobilisasi digital di media sosial yang mampu membesarkan isu dalam waktu singkat.
-
Solidaritas kolektif, di mana kelompok dengan motif berbeda menyatu dalam aksi.
-
Kelompok kontra-pemerintah yang menunggangi aksi dengan tindakan destruktif.
-
Campur tangan asing, baik berupa pendanaan maupun propaganda.
Pesan Penting
Dede menekankan bahwa memahami demonstrasi harus dengan pendekatan multi-dimensi. Penanganan yang hanya berfokus pada satu aspek akan selalu meleset dari akar persoalan.
“Kalau kita melihat kerusuhan hanya dari satu kacamata, misalnya ekonomi saja, kita akan keliru. Padahal yang terjadi adalah tumpukan faktor yang saling terkait,” tambahnya.
Kesimpulan
Menurutnya, pemerintah, aparat, dan masyarakat perlu lebih bijak dalam menilai dinamika unjuk rasa. Alih-alih menyalahkan satu faktor, penting untuk melihat gambaran utuh agar solusi yang ditempuh benar-benar efektif dan sesuai konteks.
Reporter: Redaksi | kreatornews.com

Comment