Kreatornews.com, Indramayu — Seorang guru SD di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, mengaku menerima panggilan telepon dari seseorang yang mengaku sebagai H. Caridin, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Indramayu, pada malam hari, Kamis (12/6/2025).
Dalam percakapan tersebut, orang tak dikenal itu menawarkan promosi jabatan dengan imbalan uang sebesar Rp2.800.000. Tawaran disampaikan secara informal tanpa dokumen atau prosedur administrasi resmi dari dinas.
“Awalnya saya kira itu benar dari dinas. Tapi lama-lama, saya merasa ada yang janggal, apalagi karena waktunya malam dan langsung bicara soal jabatan dan uang,” ujar guru tersebut yang meminta agar identitasnya disamarkan.
Pelaku menggunakan nama dan jabatan resmi Kadisdik untuk meyakinkan korban. Ia menjanjikan bahwa proses kenaikan jabatan akan dipercepat tanpa harus mengikuti tahapan seleksi terbuka.
Tawaran Jabatan di Luar Prosedur Resmi
Menurut penuturan guru, pelaku langsung menyebut nominal uang yang harus disiapkan untuk “biaya proses”, tanpa memberikan surat tugas, dokumen resmi, atau panggilan dinas.
“Dia hanya menyebut nama H. Caridin dan menyuruh saya menyiapkan dana jika ingin segera naik jabatan,” tambahnya.
Lebih lanjut, pelaku juga mengirimkan informasi rekening bank untuk proses transfer. Guru tersebut diminta menyetor dana ke:
Bank BRI
a.n. IRYANTO
No. Rekening: 422701005612505
Guru tersebut merasa curiga dan memutuskan untuk berbagi informasi dengan rekan sejawat dan menghubungi redaksi Kreatornews agar kasus ini mendapat perhatian publik dan institusi terkait.
Pihak Dinas Pendidikan: “Kami Tidak Pernah Menugaskan”
Menanggapi informasi ini, seorang pejabat internal Dinas Pendidikan Indramayu menegaskan bahwa tidak ada penugasan atau perintah resmi dari Kadisdik terkait promosi jabatan melalui pembayaran uang.
“Bila ada yang mengaku sebagai Kadisdik lalu meminta uang, itu jelas bukan prosedur resmi kami. Kami imbau semua guru dan tenaga pendidik untuk berhati-hati,” ujarnya kepada Kreatornews.
Hingga berita ini dipublikasikan, H. Caridin yang disebut namanya dalam percakapan telepon, belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan pencatutan nama ini.
Comment