Jakarta, Kreatornews.com — Harga emas global mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam sepekan terakhir. Kenaikan harga logam mulia ini dipicu oleh ketegangan geopolitik dunia, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global, serta peningkatan permintaan investor terhadap aset safe haven. Lonjakan ini berdampak langsung pada saham-saham sektor pertambangan, khususnya tambang emas, yang menunjukkan penguatan signifikan di pasar modal Indonesia.
Harga Emas Dunia Tembus USD 2.450 per Troy Ounce
Berdasarkan data perdagangan internasional, harga emas menyentuh level USD 2.450 per troy ounce atau sekitar Rp1,9 juta per gram (kurs Rp15.500/USD). Kenaikan ini menjadikan emas sebagai salah satu komoditas paling dicari di tengah ketidakstabilan global. Investor institusi dan ritel ramai-ramai memindahkan aset mereka ke emas untuk menjaga nilai investasi dari gejolak ekonomi.
Menurut analis komoditas global, lonjakan harga emas ini berpotensi terus berlanjut hingga kuartal kedua 2025, terutama bila ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China tidak kunjung mereda.
Saham Tambang Emas Naik 4–6 Persen di Bursa Indonesia
Kenaikan harga emas global turut mendorong saham-saham perusahaan tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengalami penguatan rata-rata 4–6 persen dalam perdagangan harian sepanjang pekan ini.
Menurut Dimas Reza, analis senior dari Mirae Asset Sekuritas, peningkatan ini merupakan efek langsung dari optimisme investor terhadap kinerja keuangan perusahaan tambang yang diperkirakan membaik pada kuartal ini. “Harga emas yang tinggi tentu akan meningkatkan marjin keuntungan emiten tambang emas. Ini jadi momentum positif di tengah tekanan ekonomi global,” ujarnya.
Tren Investasi Emas Kembali Populer di Tengah Gejolak Global
Di luar pasar saham, masyarakat umum juga mulai menunjukkan peningkatan minat terhadap investasi logam mulia. Toko-toko emas dan platform jual beli emas digital mencatat kenaikan transaksi sejak awal April. Selain sebagai bentuk lindung nilai (hedging), emas dinilai sebagai aset likuid yang lebih stabil di tengah fluktuasi nilai tukar dan inflasi.
Reksa dana berbasis emas dan produk-produk investasi turunannya pun mengalami peningkatan partisipasi, khususnya dari kalangan investor milenial dan generasi Z yang mulai melek terhadap investasi berbasis aset riil.
Prediksi Pasar dan Peluang Investor Lokal
Dengan harga emas yang terus meningkat, para investor lokal disarankan untuk mulai mempertimbangkan diversifikasi portofolio. Saham-saham sektor tambang, terutama yang memiliki paparan signifikan terhadap komoditas emas, menjadi pilihan menjanjikan dalam jangka pendek hingga menengah.
Namun, investor tetap perlu memperhatikan faktor risiko global seperti suku bunga The Fed, inflasi global, serta kebijakan ekspor dari negara penghasil emas utama dunia seperti Afrika Selatan, Australia, dan Rusia. (Her)
Source : here
Comment